GURU YANG MALING
Jadi, kasus SMP 10 Jogja hari ini sungguh bukan barang baru.
Ada sekian hal yang membuat para guru jadi maling bajingan macam gini. Berikut di antaranya:
1. Sekolah favorit harus terus mempertahankan kefavoritannya. Ini prestise yang harus dijaga dengan segala cara.
2. Dengan terus jadi sekolah favorit, guru-gurunya akan punya gengsi tersendiri di lingkungan sosial, terlebih lagi di lingkungan sesama "pendidik".
3. Dengan terus jadi sekolah favorit, akan termaafkan jika ada program-program yang "terpaksa" mengutip biaya agak mahal dari murid. SPP memang gratis, sesuai aturan. Tapi yang lain-lain gimana? Mulai pengadaan paket buku pelajaran, baju seragam sekolah, study tour, dsb. Itu semua adalah proyek.
"Oh murid gak harus beli buku dan baju di sekolah." Iya, benar. Tapi coba aja. Kalo bukunya agak beda, warna baju seragamnya gak persis dengan teman-temannya, apa jadinya?
4. Guru sekolah favorit akan dipandang berkapasitas lebih. Mereka akan sering diminta jadi narasumber untuk banyak kegiatan kependidikan, diundang ke dinas atau kementerian untuk FGD, nulis buku-buku ajar, nulis soal-soal ujian, dll. Itu semua prestise dan tentu saja cuan cuan cuan.
5. Dll.
Maka, gak usah kaget, kejadian di SMP 10 Jogja hari ini, meskipun SMP 10 gak cukup favorit, adalah ikhtiar menuju tangga sosial seperti yang di atas-atas itu.
Itu baru di lingkungan sekolah sendiri. Geser agak ke luar, cek saja, apakah guru yang membocorkan soal-soal itu kerja di bimbel. Ini kata kawan saya yang aktif di bimbel.
"Kasus kebocoran soal ASPD ini adalah marketing besar-besaran untuk bimbel dia. Cek aja, tahun depan bimbel yang terindikasi membocorkan ASPD lewat kisi-kisi soal di latihan-latihan, akan laris manis dengan peserta baru hahhaa!"
Lha trus, mereka dapat bocoran soalnya caranya gimana? Tanya saya.
"Halah itu gampaaang hehehe." Dan dia tetap merahasiakannya meski saya rayu-rayu untuk cerita wkwkwk.
Btw, guru-guru yang terbukti terlibat jadi maling begitu, ada yang dipenjara gak sih? Atau cuma mundur trus dipindahtugaskan?
Kalo memang kejahatan di dunia sesuci pendidikan saja terus dimaafkan, ya gak usah heran kalo negeri ini terus menternakkan para maling.
Comments
Post a Comment